Buat Visualisasi Data Menarik dengan Flourish

Buat Visualisasi Data Menarik dengan Flourish

Jangan buat visualisasi data yang bikin pening

Pernah punya data bagus dan penting, tapi tidak banyak yang tertarik melihat ketika ditampilkan? Pembacanya justru mengernyitkan kening, lalu pening dan justru pergi, beralih ke situs lain. Jangan ya Dhek ya….

Sebaiknya, visualisasi penting tapi bikin pening ini dihindari. Data bagus sayang kalau ditampilkan dengan ‘seadanya’ tanpa usaha. Perlu dipikirkan cara mengemasnya agar menarik dan yang krusial adalah pembaca bisa menangkap pesan kunci dari informasi yang dipaparkan.

Tidak jarang justru data itu adalah nyawa ataupun inti dari konten. Misalkan pada tulisan-tulisan jurnalisme data, olahan data dan intepretasi menjadi inti dari tulisan. Selebihnya justru jadi pendukung, penjelasan ataupun lanjutan dari temuan inti tersebut.

 

Flourish Studio bisa jadi solusi

Saat ini, ada beberapa platform yang bisa dipakai untuk visualisasi data, dari mulai standar atau statis hingga yang interaktif. Dengan platform ini, tidak diperlukan pemrograman di baliknya, cukup ikuti cara peletakan data dan memilih beberapa fitur tampilan.

Salah satu yang bisa dipakai adalah  Flourish Studio dengan alamat https://flourish.studio/ . Flourish menjanjikan bisa ‘mengubah data menjadi table, peta, dan cerita interaktif yang menakjubkan’. Media-media besar di luar negeri memakainya, seperti BBC, The Guardian, dan lain-lain. Di Indonesia, sudah ada media berplatform digital yang memakainya.

 

Tiga nilai plus Flourish Studio

Pengalaman beberapa kali memanfaatkan Flourish Studio, rasanya janji Flourish benar-benar terealisasi. Paling tidak ada tiga nilai plus Flourish yang membuat jatuh hati adalah:

  1. Pilihan template banyak dan ada contoh jadinya
  2. Hasil visualisasinya mudah “ditempelkan” ke dalam konten, baik sebagai gambar statis maupun interaktif.
  3. Adanya fitur ‘Story’ yang memudahkan kita mengatur alur informasi.
  4. Bisa menggunakan dengan free alias gratis. Ini yang sangat menolong selain mudahnya menempelkan ke konten. Seperti halnya aplikasi lain, pasti ada keterbatasan jika gratis.  Konsekuensinya ternyata adalah  ada template-template dan fitur yang lebih ‘menakjubkan’ yang tidak bisa diakses jika tidak berbayar. Namun dari pengalaman, chart-chart yang gratis pun sudah sangat membantu.

 

Contoh chart menarik Flourish Studio

Statement tanpa bukti hanya akan jadi hoax. Di bawah ini adalah  contoh tampilan data yang dikemas dengan bantuan Flourish Studio tentang bagaimana penduduk Indonesia memanfaatkan telemedicine atau layanan dokter secara daring (online) yang naik daun terutama sejak covid melanda.

 

 

Grafis ini menunjukkan persentase penduduk per provinsi yang memanfaatkan telemedicine. Dengan tampilan bubble yang tidak membosankan dan besar bubble menunjukkan intensitas data. Semakin besar bubble, semakin besar persentase penduduk yang memanfaatkan.

Selain menunjukkan besaran data yang ditunjukkan dari luas, Flourish juga membantu untuk menampilkan filter informasi. Bisa ditampilkan semua, bisa juga ditampilkan misal per pulau. Pembaca tinggal memilih sendiri. Menarik ya?

Tujuh langkah mudah memasang chart menarik dari Flourish Studio

  1. Masuk ke situs : https://app.flourish.studio/projects atau search dengan kata kunci Flourish Studio.
  2. Kemudian buatlah akun. Atau lebih mudah menggunakan akun google yang kita miliki
  3. Sesudah berhasil masuk, Anda belum memiliki project ataupun hasil chart. Anda bisa membuat baru dengan klik di bagian kiri atas “New Visualization”. Bisa juga diawali dengan membuat folder project baru (silahkan dinamai foldernya) lalu di bagian kiri lalu klik “New Vizualization” ketika sudah berada di dalam folder.
  4. Pilih jenis visualisasi yang diinginkan, lalu kopi paste data ke table “Data” yang bersebelahan dengan “Preview”
  5. Sesuaikan kolom-kolom dengan contoh data bawaan Flourish Studio.
  6. Ketika mengisi, cek tampilannya di “Preview”. Lalu ketika berada di “Preview”, sesuaikan atribut table dengan mengisi button-button di bagian kanan. Judul table ada di bagian header, sumber dan catatan bisa diatur di bagian footer, dan lain-lain.
  7. Setelah selesai, klik “Export & Publish”. Jika ingin punya file dalam bentuk image, bisa memilih “Download”. Bisa juga menempelkan link bisa memilih “Publish to share and embed” dan kopi lalu paste kan di Content Management System (CMS) yang diinginkan. Sesuaikan linknya apakah lebih sesuai untuk script, AMP, atau iframe. Untuk wordpress, bisa dipilih link.

Total, hanya cukup 7 langkah saja untuk memasang Flourish Studio. Yang harus disiapkan lebih banyak justru waktu eksplorasi chart yang unik dan memilih mana yang cocok dengan ekspektasi dan data yang ada.

Selain bentuk chart Flourish juga menyediakan “Story” yang memudahkan kita merangkai lebih dari satu chart/visualisasi dalam 1 paket. Teks narasi atau insight juga mudah ditampilkan. Ini akan memudahkan kita untuk menampilkan cerita singkat dalam konten. Di tulisan lain, penggunaan Story ini dibedah.

Selamat mencoba dan rasakan kemudahan Flourish.

Baca juga: 9 Kunci Agar Chart Mudah Dipahami

Disclaimer : Tulisan ini tidak disponsori Flourish Studio, namun sekadar berbagi pengalaman tentang visualisasi data.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terkait