9 Kunci Agar Chart Mudah Dipahami
Apa yang terjadi ketika sudah bersiap memresentasikan hasil laporan, misal performance, pada bos-bos, namun saat grafik pertama muncul di layar, audiens terlihat kebingungan? Padahal rasanya persiapan sudah sangat matang, setiap angka berharga, dan naik turun dengan indah di pikiran kita.
Chart, table, angka sudah muncul. Penjelasan sudah disampaikan. Audience masih saja memicingkan mata. Muka mereka berkerut, sebagian tampak sedang berpikir keras berusaha memahami angka dan garis di chart di dalam slide.
Pernah mengalami situasi seperti ini? Atau justru sering merasakan menjadi audience yang kebingungan melihat slide presentasi kaya angka tapi sulit dimengerti?

Situasi lain yang tidak kalah menyebalkan adalah mendapat pesan atau email berisi slide presentasi. Judulnya menarik, tapi ketika dibuka isinya sulit mengerti. Dalam slide hanya angka dan chart, minim teks dan penjelasan. Kalau begini, sulit untuk memahami maksud angka yang dipajang. Insight pun akan lebih tidak terjangkau untuk dimengerti. Kecuali, kita bisa telepati dengan si penyusun presentasi 😊.
Sebenarnya, situais semacam ini bisa dihindari. Tidak sulit kok, asal tahu tipsnya. Karena, kita tidak bisa serta merta menempel angka dan grafik begitu saja di dalam slide-slide presentasi.
9 Kunci yang Harus Dimiliki oleh Chart dan Angka
Dari pengalaman menyusun grafis dan juga slide presentasi, ada 9 bagian bagian utama chart yang akan membantu pemahaman pembaca atau audience tidak meleset. Apa saja bagian penting dari chart?
1.Judul yang jelas dan ringkas.
Harus ada judul dari chart. Pilih judul yang jelas dan ringkas, di dalamnya ada penjelasan angka ini menerangkan apa. Misalnya jumlah, pertumbuhan, fluktuasi, dll. Judul juga bisa dilengkapi dengan periode data supaya pembaca jelas. Judul juga bisa berujud.
2. Ada periode waktu.
Periode waktu data harus dijelaskan, bisa di judul, bisa di judul kolom, atau nanti di bagian keterangan. Pastikan audiens tahu kapan data tersebut dikumpulkan dengan mencantumkan periode data. Ini bisa ditempatkan di judul chart, seperti “Tren Penjualan Q1-Q4 2024”, atau di bagian label sumbu X jika data menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu. Menyertakan periode membantu audiens memahami konteks data dengan lebih baik.
3. Satuan yang jelas.
Satuan untuk angka-angka yang muncul misalnya meter, persen, kilogram, herts, rupiah, subscriber, dll. Termasuk juga diberikan tambahan keterangan jumlah supaya angka-angka di dalam chart ringkas. Contohnya, daripada menuliskan Rp 1.200.000 bisa nanti ditulis 1,2, sementara di satuannya ditulis (Rp juta). Satuan ini akan Hal ini akan membantu audiens memahami skala dan besaran data tanpa harus menebak-nebak.
4. Boleh diberikan teks penjelas
Ini tidak wajib, tetapi bisa merupakan Kesimpulan dari chart yang dipasang. Bisa juga isinya hal-hal yang emnarik dari naik turunnnya angka di dalam chart. Dari pengalaman, umumnya teks ini maksimal 3 kalimat. Teks penjelas ini penting, terutama jika judul chart “datar” atau plain.
5. Pilih jenis chart yang sesuai.
Pastikan jenis chart yang dipilih bisa menampilkan isi dan pesan ke pembaca. Kalau memungkinkan tambahkan label angka di setiap titip supaya ketika pembaca menginginkan eksplorasi sendiri, dia tidak kesulitan. Manfaat lain adalah jika ada pertanyaan dari peserta yang muncul pada saat sesi bertanya, tidak muncul kesulitan mencari raw data hanya karena tidak ada labelnya.
6. Jika berbentuk table, pastikan judul-judul kolom terisi dengan baik.
Berikan judul kolom dengan nama variabel atau indikator. Jika satuannya berbeda-beda, tampilkan satua di bawah judul kolom untuk memudahkan pembaca.
Baca juga: Buat Visualisasi Data Menarik dengan Flourish
7. Sebutkan sumber data
Sumber data harus disebut karena etika dan juga penghormatan untuk pemberi atau penyusun data. Sumber data penting untuk menunjukkan kredibilitas. Letakkan informasi sumber di bagian bawah chart dengan ukuran font yang lebih kecil dari judul. Misalnya, tuliskan “Sumber: BPS, 2024” atau “Sumber: Survei Internal, Mei 2024”. Audiens akan lebih percaya pada data yang Anda sajikan jika mereka mengetahui asal-usul datanya. Jika data disajikan tanpa repot ada olahan, cukup “Sumber: Kantor X”. Jika ada olahan, harus ada statement olahan untuk menunjukkan sudah ada perubabahan di sumber aslinya . Contohnya adalah : “Sumber: Kantor X, diolah [bisa dilanjutkan “ diolah oleh Institusi Y”].
8. Berikan keterangan jika diperlukan
Misalkan ada catatan-catatan penting yang audience harus tahu, bisa disebutkan di dalam keterangan. Misalnya : bahwa data-data tidak berasal dari periode yang sama, atau ada angka yang diganti karena sesuatu hal.
9. Pilih warga yang konsisten
Warna punya peran membuat chart lebih menarik. Pilih warna yang konsisten dan menarik sehingga chart enak dilihat sebagai satu kesatuan. Lalu, pertimbangkan memuat warna yang mewakili brand ataupun Lembaga tempat bekerja. Yang patut diingat, hindari menggunakan terlalu banyak warna agar tidak membingungkan audiens. Gunakan warna yang konsisten untuk kategori yang sama pada setiap slide agar memudahkan audiens mengikuti alur informasi.
Berikut contoh standar chart yang ideal menurut saya. Boleh ditambahkan elemen lain, ataupun tambahan visual agar lebih menarik. Yang penting, 9 kunci sebaiknya ada untuk memudahkan pembaca.
Contoh Slide dan Chart yang Insightful.
Setelah melihat contoh ideal, lalu slide ideal yang ‘lebih real‘ yang real presentasi seperti apa?
Ada seorang peneliti media dari luar negeri yang bahan presentasinya selalu menarik. Bukan paling bagus ya, karena bagus relatif. Sederhana, clean, warna konsisten, dan sarat insight . Namanya Greg Piechota, peneliti dari International News Media Associaton (INMA). Berikut salah satu slidenya:
Setelah tahu 9 kunci yang harus ada di dalam chart, ke depan tidak ada lagi chart ‘buntung’ yang sulit dimengerti. Audience bisa lebih mudah mengerti angka-angka dan grafik yang dimunculkan.
Selamat mencoba!
Telusuri di tips presentasi di laman lain: 10 Data Presentation Tips